Tujuan Laporan Keuangan
Menurut
SFAC (Statement of Financial Accounting) nomor 1 dinyatakan bahwa
pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang :
1.
Berguna bagi investor dan kreditur yang
ada dan yang potensial dan pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk
investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.
2. Dapat membantu investor dan kreditur
yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu
dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa yang akan datang.
3. Menunjukkan sumber ekonomi dari suatu
perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut dan pengaruh dari
transaksi-transaksi, kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan yang mempengaruhi
sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber
tersebut.
Ketiga
karakter informasi di atas merupakan pedoman untuk penyusunan pelaporan
keuangan.
Tujuan
akuntansi keuangan dan laporan keuangan ada dua yaitu : tujuan umum dan tujuan
kualitatif.
Tujuan Umum :
1.
Untuk memberikan informasi keuangan yang
dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu
perusahaan.
2. Untuk memberikan informasi yang dapat
dipercaya mengenai perubahan dalam sumber-sumber ekonomi netto (sumber
dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas usaha dalam
rangka memperoleh laba.
3. Untuk memberikan informasi keuangan yang
membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasikan potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4. Untuk
memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumber-sumber
ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan
penanaman.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin
informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi
yang dianut perusahaan.
Tujuan Kualitatif :
1.
Relevan
Relevansi
suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya.
2.
Dapat
dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh
pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan
batas pengertian para pemakai.
3.
Daya
Uji
Informasi harus dapat diuji kebenarannya
oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang
sama
4.
Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan
umum pemakai dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak
tertentu.
5.
Tepat
waktu
Informasi harus disampaikan sesegera
mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
6.
Daya
banding
Informasi dalam laporan keuangan akan
lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya.
7.
Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap
meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam
tujuan kualitatif di atas.
Asumsi Dasar Akuntansi
Sebagai
suatu sistem, maka di dalam akuntansi dikenal beberapa dasar anggapan (asumsi).
Ada 10 asumsi dasar akuntansi menurut Paul Grady (AICPA) yaitu:
1. Suatu masyarakat dan susunan
pemerintahan yang menjamin hak milik pribadi (A Society and
Government Structure honering property right)
3.
Kontinuitas
Usaha (Going Concern)
4.
Penggunaan unit moneter di dalam
rekening-rekening (Monetary Expression in Accounts)
5.
Konsistensi antara periode-periode untuk
kesatuan usaha yang sama (Consistency between periods for the same
entity)
6.
Perbedaan dalam akuntansi di antara
kesatuan-kesatuan yang bebas (Diversity in Accounting among
independent entities)
7.
Konservatif
(Conservatism)
8.
Ketergantungan data dari pengendalian intern
(Dependability of data through internal control)
9.
Cukup
berarti (Materiality)
10.
Batas waktu dalam penyusunan laporan
keuangan membutuhkan taksiran-taksiran (Timeliness in financiall reporting
requires estimates)
Dari
ke-10 asumsi dasar tersebut di atas, yang paling lazim dipakai sebagai sebagai
asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi adalah :
-
Kesatuan
Usaha Khusus (Separate Entity/Economic Entity)
Dalam konsep ini perusahaan dipandang
sebagai sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari
pemiliknya.
-
Kontinuitas
Usaha (Going Concern/Continuity)
Asumsi ini menganggap bahwa suatu
perusahaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak akan terjadi
likuidasi di masa yang akan datang.
-
Pengunaan
Unit Moneter dalam pencatatan
Asumsi
ini menganggap mata uang adalah alat pengukur yang stabil
-
Tepat
Waktu (Time-Period/Periodicity)
Kegiatan perusahaan berjalan terus antar
periode menimbulkan masalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam perode-periode
tertentu di mana dibuat laporan keuangan, untuk itu laporan keuangan harus
dibuat tepat pada waktunya.
Prinsip Dasar Akuntansi
Konsep
dasar yang mendasari penyusunan prinsip akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
2.
Prinsip
Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip ini menyangkut cara penentuan pendapatan
berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penyusunan laporan keuangan yang
tepat pada waktunya.
3.
Prinsip
Mempertemukan (Matching Principle)
Untuk menyusun laporan
keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi dalam periode
akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biaya-biaya yang
terjadi dalam periode akuntansi yang sama.
4.
Prinsip
Konsistensi (Consistency Principle)
Agar laporan keuangan
dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode dan prosedur-prosedur
yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsistendari
tahun ke tahun.
5.
Prinsip
pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle)
Yang dimaksud dengan
prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan.
Kerangka Konseptual Laporan Keuangan
Sumber Referensi:
Judianto, Rochmad."Modul Akuntansi Dasar".30 September 2014.
http://feelfreeflow.wordpress.com/ modul-akuntansi-dasar/
0 komentar:
Posting Komentar